Saturday, February 10, 2007

Tentang Hijrah


Di suatu shalat Jum'at, Khatib berbicara tentang hijrah.
Mungkin karena waktu itu deket dengan tahun baru Hijriah, tahun ketika Rasullulah Salalahu Alaihi Wassalam hijrah dari Mekah ke Madinah atas perintah Allah.
Khotbah menjadi menarik ketika sang khatib menerapkan hijrah ini tidak hanya pada peristiwa itu, tetapi lebih pada peristiwa sehari-hari yang sering luput dari perhatian kita.
Sebagian dari kita, bilang itu adalah hukum alam, tapi Quraish Shihab dalam salah satu bukunya berbicara bahwa itu adalah hukum Allah, orang saja yang sering menyelewengkannya menjadi hukum alam =) (kecuali kamu penganut sceintology, kamu kemungkinan besar setuju)
Sang khatib bilang," Sudah hukum Allah kalau kita ber hijrah di jalan-Nya, kita akan diberikan kebaikan." Tentu dia berbicara tentang the mother of all hijrah - meninggalkan segala yang buruk menjadi ke yang lebih baik. Tapi ternyata tidak hanya itu, dia memperlihatkan contoh-contoh seperti: Pohon pisang, tunasnya tidak akan tumbuh bagus, kalau tidak di pindah berjauhan dari induknya, bangsa rantau sering lebih sukses daripada pribumi (cina di dunia, padang di jawa, jawa di afrika selatan, Madura di kalimantan dll dll) - bahkan dia bilang, suka gak suka, Amerika, yang notabene (eh, apa sih arti notabene?) bangsa pendatang, diberikan kelebihan oleh Allah, karena mereka adalah orang yang berjalan - berhijrah - pergi dari satu tempat ke tempat yang lain.
Mungkin karena itu, mau gak mau kita harus keluar dari lingkungan kita, berhijrah, ketempat yang lebih baik, keluar dari rumah, keluar dari negara, keluar dari...comfort zone kita.
Asal semua di dalam nama Allah, Insha Allah tidak ada yang lain kecuali kebaikan.
Jadi ingat salah satu cerita, tentang seseorang yang ditanya malaikat Allah karena dalam hidupnya selalu berbuat kemaksiatan karena keadaan (seperti bergelimang riba, zinah, sogok, korup, dll) - orang ini beralasan, keadaan sosial sekitar yang 'memaksanya' berbuat begitu.
Ternyata tidak ada yang memaksa, kok. Karena manusia punya pilihan, karena jawaban dari malaikat Allah itu adalah: "bukankah Allah menciptakan bumi begitu luas?" - tepatnya bagaimana aku lupa, tapi maksudnya adalah: Allah SWT menciptakan bumi begitu luas, jika kita tidak bisa menjalankan perintah Allah di sini, pergilah ke tempat lain, pergi di dalam jalan-Nya, pergi dengan jaminan apabila kita mati, kita berada di jalan-Nya dan dapat ganjaran dari -Nya.
Seperti di perjalanan dunia yang paling akbar buat ummat, yaitu Haji.
Mungkin hijrah juga berarti menjadi mandiri dengan menyadari bahwa tidak ada tempat bergantung selain daripada Allah. Tidak rumah orang tua, tidak pekerjaan kantor, tidak usaha yang kita jalani. - Siapa mau menyeberangi gurun pasir mencari ridho Allah? - mungkin mereka yang akan menemukan.
Mungkin juga kita akan menyadari bahwa Allah membuat burung-burung terbang di pagi hari tanpa membawa bekal apa-apa, namun di sore hari pulang ke sarang dengan perut kenyang. - mereka tidak bawa uang, tidak bawa pekerjaan, mereka hanya berjalan, dan Allah yang memberikan.