Langit biru, awannya bertekstur tebal.
Tapi kita kedinginan. Karena waktu itu lagi berada di PIM 2 yang AC nya delapan puluh biji sejengkal di atas kepala (ini jelas-jelas hiperbola ya)
Terus di jembatan SouthWalk lt 3, kita melihat suatu tempat yang sangat menggoda untuk disatroni.
Mampir gak kamu kalo ngelihat tulisan kayak gitu?
Aku sih mampir.
Aku pesen minuman coklat panas hazelnut dan sandwich.
Istriku pesan Banana Split versi mereka.
Hot chocolatenya lumayan. Meski tidak sekental dan se-impresif La telier du Chocolate di bilangan Kemang.
Sandwichnya. Standar.
Tapi yang menjadi fokus kita di sini adalah si banana split ini.
Presentasinya bagus, bentuknya menghibur dan rasanya enak.
Pisangnya di balur dengan gula bening yang keras. Jadi waktu kita pakai garpu untuk memotong pisang, gula bening ini retak-retak seperti permukaan es tipis. Seru gak?
Menu ini juga pakai sesuatu seperti bubuk kopi untuk melapis es krim yang di bagian dasar yang juga ditemani dengan krim coklat.
Di atasnya ada vanilla ice cream, ditusuk dengan minty chocolate stick.
Ditabur serbuk gula, dan..coklat cair.
Wah..pokoknya kalau lagi bete atau lagi marah-marah dan lain sebagainya, dan butuh sesuatu untuk ‘benerin’ hari kamu. Tempat ini layak dicoba.
Buktiin aja.
2 comments:
Sounds very appetizing. Sayang gambarnya kurang bagus.. Tapi aku percaya deh sama review kamu :)
So, my next weekend destination: Death by Chocolate!
Hihihih iya nih, pake kamera handphone sihhh..
kasih tau ya pengalaman death by chocolatenya
Post a Comment