Monday, August 28, 2006

Dunia Paralel = Steak Mushroom Sauce

Oleh: Mira Tulaar, Radio Host - HardRock FM Powder Room






Baca "Dunia Paralel' kayak nonton film. Gaya berceritanya deskriptif banget, sampe warna cahaya lampu aja digambarin..

Persamaan masakan Micki sama 'Dunia Paralel' adalah : sama-sama enak dinikmatin hehehe..

Thanks for the book and the delicious steak with mushroom sauce, Mick. Tunggu review bukunya di Powder Room ya!

P.S: true love doesn't have a happy ending, because true love doesn't have an ending! :)

Thursday, August 03, 2006

Dunia Paralel: Success to brought emotion and bring readers to feel it

Oleh: Merissa Santoz, Creative, Wunderman ID


Alurnya yang gw suka.. nggak basi bacanya..
eventhough belakangannya agak cepet ketebak ending nya..tapi u success to brought the emotion..
the story itself juga very simple, banyak kita temuin di sekitar.. which is menurut gw elo hebat aja bisa ngangkat cerita yang mungkin udah biasa kita denger di telinga tapi kadang nggak kepikiran kalo sampe kita yang ngalamin kayak gitu gimana...
and u bring the readers to feel it..
tapi yang dasyat JUDULNYA dooongg!!!!!
pertama kali gw pikir nih buku SCIENCE FICTION.... and it turn out to be one hell of LOVE STORY!!!!! nice mik...
lu tipu orang orang kimia-fisika yang kacamataan, buat mau ngebaca gituan...(daripada baca rumus mulu!!!!)

Dunia Paralel: Nice one!


Oleh:
Keke Husain, Copywriter DDB Brainstorm


Setau gue, buku yang bagus adalah buku yang bisa ngegambarin sebagian besar isi buku dari judulnya. Gue rasa, Micki Mahendra udah dapet point positif di sini. Judul yang dipilih cukup ngundang keingintahuan buat ‘mengarungi’ isinya.


Slice of life banget sih ceritanya, dimana ada seorang cewe, Vian, secara engga’ sengaja ‘terdampar’ di airport dengan Medi, cowo’ yang dengan instant mencuri hatinya. Mereka berdua sama-sama tertarik sama yang namanya Dunia Paralel, dunia dimana ceritanya laen banget sama cerita di dunia ini. Yang satu tertarik buat difilemin, yang satu mau dibukuin. Sampe pada akhirnya mereka ketemu lagi di waktu yang lain dan masih dengan mimpi yang sama, hidup bersama di Dunia Paralel. Menarik.

Bercerita tentang kehidupan sehari-hari bakal kerasa basi kalo aja yang nyeritainnya ga’ punya sisi pandang yang laen. Sekali lagi, Micki Mahendra memiliki point plus. Caranya bercerita, dengan alur maju mundur, tidak membuat pembaca mati kebosenan. Cerita menuju klimaks berjalan lambat tapi pasti, sayang, akhir cerita terlalu dibuat buru-buru dan membuat pembaca semakin mudah menebak akhir cerita.

Dan satu lagi... Cerita tentang minuman ini dan itu berserakan di buku ini. Kalau jeli, ada sekitar 15 macam minuman berbeda loh di sini. Coba itung!

Intinya sih, dalam hidup itu ga’ bakal ada ‘Control Z’, there’s no turning back. Jadi, jangan pernah takut ambil resiko se-rebel apapun itu demi ngikutin kata hati.

Nice book, Mick!

K e K e W r i T e R

http://piecesofmosaic.blogspot.com